HAJI-KAN HATI
Ditulis oleh : H. Syarif Matnadjih
Labbaika Allahumma Labbaika
Labbaika La Syariika Laka Labbaika
Innal Hamda Wanni’mata Laka Wal Mulka
Laa Syariika Laka…
Kupenuhi panggilan-Mu Ya Rabb…
Kupenuhi panggilan-Mu dan tiada sekutu bagi-Mu Ya Rabb…
Sungguh… Segala Puji, kenikmatan dan kejayaan hanya milik-Mu…
Tiada sekutu bagi-Mu…
Adalah sebuah keniscayaan bagi manusia untuk khilaf dan lakukan kesalahan ataupun kekeliruan dalam berinteraksi dengan sang Khaliq dan sesama Makhluq, kecenderungan untuk lepas kendali dari norma-norma religius bukanlah sesuatu yang absurd pada setiap manusia , karena manusia didesign sedemikian rupa sarat dengan nafsu dan akal serta suara nurani.
Manusia bukanlah malaikat yang selalu beribadah tanpa sedikitpun membuat maksiat, Manusia juga bukan dari golongan iblis yang senantiasa membangkang perintah-perintah Ilahiyyah dan menyebarkan virus kesesatan , manusia adalah perpaduan dari ketaatan dan pembangkangan dalam menyikapi setiap wahyu yang telah Allah turunkan melalui seorang nabi pilihan yaitu Muhammad saw., karenanya sangat wajar bila kita banyak menyaksikan orang-orang yang senantiasa bersujud dan totalitas mengabdi kepada Allah ‘Azza wa Jalla, disisi lain, dalam jumlah yang juga sangat signifikan tampak pemandangan kesombongan serta segala ketidaktaatan dari manusia yang seakan tidak menyadari bahwa ada kehidupan yang abadi setelah kematian, bahwa ada pertanggungjawaban dari semua perbuatan semasa hidup, bahwa ada janji syurga dan ancaman neraka.
Islam adalah agama yang sangat memahami psikologis setiap penganutnya, Islam menawarkan solusi kongkrit kepada manusia untuk bisa kembali suci bagaikan bayi yang baru terlahir dipermukaan bumi. Sebesar apapun dosa yang diperbuat atau kesalahan yang pernah dilakukan - selain syirik kepada Allah – selama hidup, maka akan dihapus serta mendapat ampunan dari Allah swt., karena Allah adalah Dzat yang Maha Pengampun atas segala dosa.
Haji dan Umrah merupakan sebuah formula khusus dari rentetan formula yang disediakan dalam Islam, sebagai antisipasi keputusasaan dari seorang hamba untuk memperbaiki sikap dan akhlak kepada Robbul ‘Izzati, sesuai dengan pernyataan dari Nabi :
“ Dari satu Umrah kepada Umrah yang lainnya akan menjadi penghapus dosa diantara keduanya dan Haji yang ‘Mabrur’ tidak ada balasan yang paling pantas melainkan syurga”.
Garansi yang disampaikan oleh nabi Muhammad menjadi penawar dari pengorbanan yang dilakukan oleh para jama’ah haji dan umrah dalam melaksanakan ritual manasik, Betapa tidak…? Haji bukan sekedar ibadah yang stressing-nya pada hati, tetapi kesiapan fisik dan kemampuan dalam hal pembiayaan menjadi bagian yang terpenting lainnya.
Ibadah haji dan umrah menjadi salahsatu pilihan yang paling tepat untuk kembali pada kebenaran yang hakiki, karena didalam melaksanakan ibadah tersebut manusia mau tidak mau, suka tidak suka diajarkan dan diingatkan bahwa ada kekuatan supra natural maha dahsyat, yang seluruh alam semesta beserta isinya berada dibawah kendali dan genggaman-Nya, manusia adalah bagian kecil dari makhluk Allah yang harus tunduk dan patuh terhadap semua ketentuan dan perintah-Nya. Dengan Haji dan Umrah seorang hamba akan lebih mendalami dan menyelami esensi dari penciptaan yang telah dirancang sedemikian rupa oleh Allah, ‘pakaian’ keangkuhan yang sering melekat bergantikan dua lembar ihram sederhana penuh makna, semua dikondisikan untuk berada pada level paling rendah dihadapan Tuhannya, semangat kesetaraan, kebersamaan dan kesamaan serta kepedulian harus dimiliki pada setiap hamba.
Akhlak sebagai apresiasi dan refleksi dari hati, ia sebagai ‘kiblat’ bagi manusia untuk dapat dikatakan hamba yang berbakti atau sebaliknya. Nabi Muhammad dengan jelas-jelas menjadikan suasana hati sebagai barometer terhadap seorang muslim dan pada akhirnya menjadi standar kualitas ketaqwaan kepada Allah swt.
Pasca haji dan umrah, akan lahir kembali kefitrahan pada setiap hati, yang selama melaksanakan ibadah telah ditempa dengan makna ketauhidan dan makna pasrah kepada Dia secara kaaffah. Hati akan lebih tertata, akhlak menjadi semakin terarah, empati kepada sesama akan selalu dengan serta merta menjadi alasan dalam setiap langkah dan aktifitas keseharian. Semangat dari haji dan umrah akan senantiasa menjadikan setiap manusia yang pernah melakukannya lebih hati-hati, pada akhirnya keyakinan akan adanya kehidupan setelah kematian, adanya pertanggung jawaban dari seluruh amal selama didunia dan ada yang melihat seluruh aktifitas tanpa ada yang luput sedikitpun dari pengawasan-Nya. ( wallahu a’lam )